PARADIGMA BARU PARTAI GOLKAR
I. PENDAHULUAN
PARADIGMA baru Partai GOLKAR ini berisi pokok-pokok doktrin, visi, misi, dan platform politik. Di dalam perumusan paradigma baru ini ada terkandung aspek pembaruan sekaligus kesinambungan. Aspek pembaruan ditunjukkan melalui perubahan struktur atau kelembagaan, dan aspek kesinambungan tampak pada kekukuhan Partai GOLKAR untuk tetap berideologi Pancasila dan doktrin karya kekaryaan.
Pembaruan ini disamping dimaksudkan untuk meluruskan sejumlah kekeliruan lama, juga diarahkan untuk mewujudkan Partai GOLKAR yang mandirian, demokratis, kuat, solid, berakar dan responsif. Dengan paradigma baru maka Partai GOLKAR diharapkan menjadi Partai politik yang modern dalam pengertiannya yang sebenarnya. Yakni, tidak lagi sebagai “Paratainya penguasa” (the ruler’s party) yang hanya menjadi mesin pemilu atau alat politik untuk melegitimasi kekuasaan sebagaimana dalam paradigma lama.
Pembaruan paradigma itu sendiri didorong oleh faktor utama yang berasal dari diri Partai GOLKAR sendiri, yakni jati diri dan watak GOLKAR sebagai kekuatan pembaru. Sebagaimana disebutkan pada poin keempat dari IKRAR PANCA BHAKTI GOLONGAN KARYA, etos atau semangat pembaruan pada sejatinya merupakan fitrah atau sikap dasar Partai GOLKAR sejak kelahirannya. Fitrah inilah yang mendorong dilakukannya pembaruan ini. Dengan demikian, pembaruan paradigma ini merupakan pengejawantahan belaka dari fitrah tersebut.
Paradigma baru Partai GOLKAR ini telah mulai diwujudkan melalui pembaruan internal, terutama terhadap struktur atau kelembagaan organisasi yang selama ini mempunyai akses yang terlalu besar terhadap organisasi yang membatasi kemandirian Partai GOLKAR.
Langkah-langkah pembaruan kelembagaan tersebut juga diikuti dengan diwujudkannya prinsip kedaulatan ditangan anggota. Yaitu mekanisme pengambilan setiap keputusan organisasi dilakukan secara lebih terbuka, demokratis, dari bawah (bottom-up), dan dengan pemungutan suara secara langsung. Melalui mekanisme yang demokratis ini maka terbukalah peluang bagi kader-kader untuk memimpin Partai karena memang dalam perspektif demokrasi kesempatan dan peluang perlu disediakan untuk semua, sehingga tidak terjadi pemusatan pandangan pada pesona figur tunggal yang mengarah pada kultus individu.
Implikasi lain dari serangkaian pembaruan tersebut adalah sangat berarti, yakni Partai GOLKAR menjadi benar-benar mandiri dan mampu mewujudkan tegaknya asas kedaulatan ditangan anggota sebagai salah satu prinsip utama dari Partai yang modern, demokratis, dan mengakar. Partai GOLKAR bertumpu hanya pada kekuatannya sendiri, tidak mengandalkan kekuatan di luar dirinya, dan selanjutnya dapat mengambil keputusan-keputusan organisasional secara independen tanpa campur tangan dari pihak luar atau golongan manapun.
II. DOKTRIN PERJUANGAN
Dengan paradigma baru ini, doktrin Partai GOLKAR tetap sebagai kelanjutan dari Sekretariat Bersama (SEKBER) GOLONGAN KARYA yang lahir pada tanggal 20 Oktober 1964. Partai GOLKAR tetap berpegang pada doktrin karya kekaryaan, yaitu Karya Siaga Gatra Praja, tetapi dipahami secara kreatif dan dinamis sesuai dengan dinamika perkembangan jaman.
Dengan doktrin karya kekaryaan maka Partai GOLKAR selalu melihat masyarakat dalam perspektif fungsi, bukan dalam perspektif ideologi, apalagi aliran. Pengelompokan masyarakat yang terbaik dalam perspektif Partai GOLKAR adalah pengelompokan berdasarkan peran dan fungsinya.
Dengan doktrin karya kekaryaan Partai GOLKAR berorientasi pada program (program oriented) dan atau pemecahan masalah (problem solving), bukan berorientasi pada aliran atau ideologi (ideology oriented). Dengan perspektif ini ingin ditegaskan bahwa GOLKAR tidak sependapat dilakukannya pengelompokan politik berdasarkan primordialisme dan sektarianisme. Pembelahan masyarakat berdasarkan ideologi atau aliran-aliran dikhawatirkan akan melahirkan konflik-konflik ideologi yang bermuara pada pertentangan, perpecahan, dan masalah disintegrasi bangsa.
Dengan orientasi ini maka masyarakat tidak akan terjebak dalam pertentangan atau konflik ideologi yang tidak perlu, melainkan berorientasi pada karya untuk membangun bangsa. Bagi Partai GOLKAR karya yang baik dan bermanfaat bagi seluruh rakyat adalah lebih penting daripada ide atau gagasan semata. Karya kekaryaan adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara sadar, terencana, sistematis, dan menyeluruh, untuk mendatangkan manfaat bagi rakyat. Karya kekaryaan adalah juga amal shalih dalam pengertian hang luas sebagaimana yang diajarkan agama-agama.
Oleh karena doktrin inilah Partai GOLKAR senantiasa prihatin menyaksikan kehidupan politik yang ditandai oleh maraknya persaingan tidak sehat di antara berbagai Partai poltik yang membawa terjadinya konflik dan pertentangan politik yang tajam. Masing-masing Partai politik berusaha memobilisasi dukungan massa bagi kepentingan sempit, sehingga kepentingan bangsa yang lebih luas terabaikan. Sebagai akibat dari kecenderungan tersebut, Bangsa Indonesia kehilangan momentum untuk membangun diri guna mewujudkan cita-cita proklamasi.
Kegandrungan (euphoria) untuk menjadikan politik sebagai panglima kehidupan dan menekankan ideologi politik sektarianistik, seperti pada pengalaman lama, telah menghambat proses mensejahterakan rakyat. Sebagai akibatnya rakyat terjerembab ke dalam kemiskinan dan keterbelakangan dalam suasana ketidakpastian politik.
Dalam suasana seperti itulah Partai GOLKAR tampil dengan doktrin karya kekaryaan karena tidak ingin bangsa ini terpecah ke dalam kotak-kotak sempit yang hanya akan mengancam keutuhan bangsa.
III. VISI PERJUANGAN
Sejalan dengan cita-cita para bapak pendiri negara (the founding fathers) kita bahwa tujuan kita bernegara adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan ikut menciptakan perdamaian dunia, maka Partai GOLKAR sebagai pengemban cita-cita Proklamasi menegaskan visi perjuangannya untuk menyertai perjalanan bangsa mencapai cita-citanya.
Partai GOLKAR berjuang demi terwujudnya Indonesia baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dengan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, berahlak baik, menjunjung tinggi hak asasi manusia, cinta tanah air, demokratis, dan adil dalam tatanan masyarakat madani yang mandiri, terbuka, egaliter, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja dan semangat kekaryaan, serta disiplin yang tinggi.
Dengan visi ini maka Partai GOLKAR hendak mewujudkan kehidupan politik nasional yang demokratis melalui pelaksanaan agenda-agenda reformasi politik yang diarahkan untuk melakukan serangkaian koreksi terencana, melembaga dan berkesinambungan terhadap seluruh bidang kehidupan. Reformasi pada sejatinya adalah upaya untuk menata kembali sistim kenegaraan kita disemua bidang agar kita dapat bangkit kembali dalam suasana yang lebih terbuka dan demokratis. Bagi Partai GOLKAR upaya mewujudkan kehidupan politik yang demokratis yang bertumpu pada kedaulatan rakyat adalah cita-cita sejak kelahirannya.
Keterbukaan adalah nilai kemanusiaan hakiki yang merupakan napas dari gerakan reformasi. Atas dasar pandangan keterbukaan tersebut, kita harus menciptakan sistim sosial politik yang terbuka atau transparan dengan struktur dan proses politik yang dapat secara efektif benar-benar mencerminkan kedaulatan rakyat. Untuk itu maka peluang bagi rakyat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses-proses politik mutlak dibuka seluas-luasnya. Kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat semakin terjamin dan dilindungi oleh Undang-Undang.
Sendi utama masyarakat madani adalah supremasi hukum. Oleh karena Negara kita adalah Negara hukum maka supremasi hukum harus ditempatkan sebagai pilar utama dalam rangka mewujudkan sistim politik yang demokratis dan berdasarkan hukum. Partai GOLKAR memandang bahwa reformasi hukum tidak terbatas hanya pada penyempurnaan sarana dan prasarana, materi dan aparatur hukum, tetapi juga budaya hukum.
Di bidang ekonomi visi Partai GOLKAR adalah ekonomi rakyat atau kerakyatan atas dasar keyakinan bahwa hanya sistim perekonomian inilah yang menjamin rakyat makin sejahtera. Pembangunan ekonomi dalam paradigma lama yang terlampau menekankan pertumbuhan dengan tulang punggung konglomerasi ternyata justru membawa Negara dan bangsa Indonesia terjerembab kedalam krisis ekonomi yang sangat parah. Konglomerasi ternyata semu dan sangat rapuh terhadap goncangan ekonomi global. Dalam konteks ini, maka paradigma ekonomi kerakyatan justru memiliki potensi yang sangat kuat bagi penguatan fundamental ekonomi kita.
Dengan visi ekonomi kerakyatan ini, maka usaha kecil, menengah, dan koperasi akan dikembangkan dan diperkuat sebagai pilar utama perekonomian nasional. Partai GOLKAR menginginkan dimasa depan usaha menengah, kecil dan koperasi menjadi ujung tombak pemberdayaan masyarakat dalam pengertian yang sebenarnya. Tanpa upaya-upaya pemberdayaan raknyat, maka tujuan menciptakan masyarakat madani akan semakin jauh dari gapaian kita. Untuk itu sejalan dan searah dengan visi menciptakan kesejahteraan rakyat, perhatian terhadap upaya penguatan usaha menengah, kecil dan koperasi menjadi prioritas yang paling diutamakan.
Di bidang sosial budaya, Partai GOLKAR mecita-citakan penguatan budaya bangsa yang mampu melahirkan bangsa yang kuat, yakni bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau keterampilan, memiliki etos kerja yang tinggi, memiliki disiplin sosial yang tangguh dan memiliki etika yang kuat. Untuk menuju terciptanya bangsa yang kuat semacam itu, maka perlu dikembangkan suasana dan iklim yang mendukung bagi berkembangannya budaya ilmu (etos intektualisme), budaya kerja (etos kerja), budaya disiplin, dan budaya hidup etis dan religius dikalangan masyarakat.
Partai GOLKAR memandang kerukunan sebagai basis bagi integrasi bangsa. Untuk itu, maka kehidupan sosial budaya yang berkeadilan dan terjembataninya kesenjangan sosial ekonomi antar individu, antar kelompok, antara kota-desa, antara jawa-luar jawa, dan antar pusat-daerah, menjadi agenda penting yang harus dipentingkan. Demikian juga halnya pengembangan kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama menjadi kepedulian Partai GOLKAR.
Dengan visi ini pula Partai GOLKAR hendak mengembangkan pola hubungan sosial yang lebih harmonis dan dilandasi oleh semangat persamaan manusia. Pandangan yang diskriminatif dan tidak adil terhadap suatu kelompok tertentu harus dihapuskan dari segenap masyarakat kita, dan diganti dengan pandangan yang diliputi oleh semangat kekeluargaan, kebersamaan dan persaudaraan sejati antar warga Negara.
IV. MISI
Dalam rangka mengaktualisasikan doktrin dan mewujudkan visi tersebut Partai GOLKAR dengan ini menegaskan misi perjuangannya, yakni: menegakkan, mengamalkan, dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi bangsa demi untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis, menegakkan supremasi hukum, mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan hak-hak asasi manusia.
Dalam rangka membawa misi mulia tersebut Partai GOLKAR melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah partai politik modern, yaitu:
Pertama, mempertegas komitmen untuk menyerap, memadukan, mengartikulasikan, dan memperjuangkan aspirasi serta kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang bersifat publik.
Kedua, melakukan rekruitmen kader-kader yang berkualitas melalui sistem prestasi (merit system) untuk dapat dipilih oleh rakyat menduduki posisi-posisi politik atau jabatan-jabatan publik. Dengan posisi atau jabatan politik ini maka para kader dapat mengontrol atau mempengaruhi jalannya pemerintahan untuk diabdikan sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Ketiga, meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan kritik dari masyarakat.
V. PLATFORM
Platform yang dimaksud disini adalah landasan tempat berpijak, yaitu wawasan-wawasan yang menjadi acuan dan arah dari mana dan kemana perjuangan Partai GOLKAR hendak menuju. Platform merupakan sikap dasar yang merupakan kristalisasi dari pemahaman, pengalaman dan kesadaran historis Partai GOLKAR dalam menyertai bangsa membangun masa depan.
Partai GOLKAR bepijak pada landasan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai konsekuensi dari pijakan ini maka Partai GOLKAR bewawasan kebangsaan, yaitu suatu wawasan bahwa bangsa Indonesia adalah satu dan menyatu.
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang yang mengatasi golongan dan kelompok baik golongan atau kelompok atas dasar agama, suku, etnis, maupun budaya. Kemajemukan atau pluralisme tidak dipandang sebagai kelemahan atau beban, melainkan justru sebagai potensi atau kekuatan yang harus dihimpun secara sinergis dan dikembangkannya sehingga menjadi kekuatan nasional yang kuat dan besar.
Kemajemukan bagi Partai GOLKAR adalah anugerah Tuhan yang karena itu bersifat given. Kemajemukan inilah yang selama ini justru telah membentuk mozaik keindonesiaan yang sangat indah dan mempesona sebagaimana tercermin dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan platform ini maka Paratai GOLKAR terbuka bagi semua golongan dan lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang etnis, suku, budaya, bahasa, agama, dan status sosial ekonomi. Keterbukaan Partai GOLKAR diwujudkan secara sejati, baik dalam penerimaan anggota maupun dalam rekrutmen kader untuk kepengurusan dan penempatan pada posisi-posisi politik.
Partai GOLKAR mengembangkan wawasan kemajemukan yang inklusif yang mendorong dinamika dan persaingan yang sehat serta berorientasi pada kemajuan serta senantiasa siap berkompetisi secara sehat. Perwujudan dari wawasan kebangsaan Partai GOLKAR yang paripurna ini adalah sikap keterbukaan dan kemajemukan. Partai GOLKAR berpijak pada wawasan keterbukaan (inklusif) yang menampung kemajemukan (pluralis) karena hadirnya kesadaran bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
Berdasarkan wawasan ini pula Partai GOLKAR bersifat nondiskriminatif dan nonsektarian baik atas dasar perbedaan suku atau etnis, agama, bahasa, budaya, maupun aliran. Partai GOLKAR menolak segala bentuk eksklusisfisme baik atas dasar primordialisme maupun kepentingan yang sempit lainnya. Sikap-sikap tersebut terakhir ini tidak sejalan dengan wawasan kemajemukan dan keterbukaan.
Hadirnya kesadaran bahwa kemajemukan merupakan ciri ke-Indonesiaan telah mengokohkan dan mengukuhkan tekad Partai GOLKAR untuk tetap menjadi “Partai politik yang paling Indonesia” yang menjadi “miniatur Indonesia”, dimana semua golongan akan merasa kerasan (at home) berada di dalamnya. Dalam rangka itulah, maka Partai GOLKAR memantapkan platform-nya sebagai Partai yang nonaliran atau nonsektarian. Dengan prinsip ini poliitik Partai GOLKAR bukanlah politik aliran atau sektarian.
Partai GOLKAR menjunjung tinggi ajaran agama yang dalam gerak langkahnya senantiasa mendasarkan pada nilai-nilai etika dan moralitas berdasarkan ajaran agama. Etika dan moralitas adalah saripati dari ajaran agama dan buah dari keberagaman itu sendiri. Bagi Partai GOLKAR agama menduduki posisi yang sangat penting dan harus diutamakan. Dengan demikian seluruh langkah perjuangan senantiasa dilandasi nilai-nilai etika dan moralitas berdasarkan agama.
Perpaduan antara kedua wawasan yang terakhir –wawasan kebangsaan dan keagamaan- menjadikan Partai GOLKAR sebagai Partai kebangsaan yang menjunjung tinggi ajaran agama-agama. Dengan menjunjung tinggi ajaran agama, Partai GOLKAR tidak berarti sependapat dengan kecenderungan formalisasi dan apalagi politisasi agama. Partai GOLKAR menghindarkan kecenderungan memanipulasi simbol-simbol agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan-tujuan politik yang berdimensi jangka pendek.
Partai GOLKAR adalah Partai yang demokratis yang memiliki komitmen pada demokrasi. Dalam masyarakat yang demokratis dan terbuka maka hanya Partai GOLKAR yang demokratis dan terbuka pula yang akan mendapatkan dukungan rakyat. Dengan kata lain, Partai GOLKAR hanya akan bertahan dan berjaya, jika dalam tubuh organisasinya sendiri tegak kehidupan yang demokratis, dan berjuang untuk demokrasi.
Dalam rangka demokratisasi inilah, Partai GOLKAR mereformasi dirinya, sehingga melahirkan Partai GOLKAR yang demokratis yang menjunjung tinggi prinsip kedaulatan di tangan anggota. Ini semua tercermin dalam proses pengambilan keputusan di semua eselon kepemimpinan yang berlangsung secara demokratis dan dari bawah sebagai manifestasi ditegakkannya prinsip kedaulatan di tangan anggota.
Partai GOLKAR adalah Partai Moderat yang senantasa mengambil posisi tengah dan menempuh garis moderasi. Partai GOLKAR tidak akan pernah bersikap ekstrim, baik dulu, kini, maupun mendatang. Sebagai Partai moderat Partai GOLKAR akan tetap konsisten mengembangkan wawasan tengahan dan keseimbangan. Sikap tengahan atau moderat akan menghindarkan Partai GOLKAR dari kemungkinan terjebak pada pilihan-pilihan yang bersifat pemutlakan nilai.
Garis moderasi yang dikembangkan Partai GOLKAR mengandung arti bahwa ia senantiasa mewujudkan keseimbangan dari tarik menarik berbagai kepentingan, dan sebaliknya berupaya untuk mengakomodasi dan mengharmonisasikannya. Dengan demikian, Partai GOLKAR senantiasa berada pada posisi tengahan (median position) dan menjadi kekuatan penengah (mediating and moderating force) di antara semua kelompok potensi bangsa. Partai GOLKAR mengembangkan prinsip nonsektarian dan antisektarianisme, dan karena itu juga nondiskriminasi dan antidiskriminasi.
Pilihan terhadap sikap moderat ini bukan hanya berkaitan erat dengan platform terbuka dan majemuk yang sebelumnya kita bicarakan, melainkan jauh lebih mendasar, yaitu karena hadirnya kesadaran akan kebenaran ajaran bahwa sebaik-baik perkara adalah yang tengah.
Selanjutnya, Partai GOLKAR mengutamakan pembangunan hukum untuk keadilan dan tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam kerangka ini, maka harus diupayakan tegaknya supremasi hukum karena Indonesia adalah Negara hukum. Lebih daripada itu, supremasi hukum harus ditempatkan sebagai pilar utama dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang demokratis, konstitusional dan berdasarkan hukum. Partai GOLKAR memandang bahwa reformasi hukum tidak terbatas pada penyempurnaan sarana dan prasarana, materi dan aparatur hukum, tetapi juga pembangunan budaya hukum. Penegakan dan pemajuan HAM merupakan unsur penting dalam penghormatan harkat dan martabat kemanusiaan.
Dalam rangka penghormatan harkat dan martabat kemanusiaan pula Partai GOLKAR memandang peningkatan kesejahteraan rakyat sebagai salah satu tujuan nasional kita yang utama. Perjuangan politik Partai GOLKAR bermuara pada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat lahir dan batin. Dalam kaitan ini Partai GOLKAR memandang politik sebagai instrumen dan manajemen untuk mewujudkan masyarakat madani yang sejahtera, adil dan makmur. Peningkatan kesejahtgeraan itu diwujudkan dalam bentuk antara lain peningkatan teraf hidup dan kecerdasan rakyat. Dengan sikap ini, maka Partai GOLKAR mempertegas keberpihakannya kepada rakyat.
VI. POKOK-POKOK PROGRAM PERJUANGAN
Dalam rangka mengaktualisasikan platform tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partai GOLKAR bukan hanya mengembangkan wawasan kebangsaan atau nasionalisme semata, melainkan juga mengutamakan upaya mewujudkan keadilan ekonomi, politik, hukum, dan sosial budaya bagi semua daerah. Perwujudan keadilan adalah bagian utama dari program perjuangan Partai GOLKAR untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Partai GOLKAR akan terus berjuang untuk memberdayakan masyarakat di daerah di segala bidang; menghormati dan menghargai upaya-upaya pelestarian budaya lokal; mendorong otonomi daerah secara nyata; dilaksanakannya perimbangan keuangan pusat dan daerah; mengatasi segala bentuk konflik horizontal dan vertikal; dan mengatasi segala bentuk upaya pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk memantapkan wawasan kebangsaan maka Partai GOLKAR berjuang untuk memperkokoh segenap potensi bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa; mempelopori segala upaya penguatan kesatuan dan persatuan; mengembangkan rasa cinta tanah air dan kebangsaan; membangun citra bangsa yang positif di mata internasional; dan mencegah berkembangnya nasionalisme sempit.
Dalam rangka merealisasikan platform sebagai Partai terbuka dan majemuk Partai GOLKAR berjuang untuk mengembangkan dan membudayakan wawasan keterbukaan (inklusifisme) dan kemajemukan (pluralisme) dalam tubuh Partai; mengakui dan menghargai kemajemukan latar belakang anggota; dan justru memandang kemajemukan sebagai potensi untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
Partai GOLKAR juga memandang kemajemukan bangsa sebagai potensi sebagai mozaik ke-Indonesiaan yang justru memperkokoh integrasi bangsa. Dalam kaitan ini pula maka upaya untuk memperkokoh keberadaan Partai GOLKAR sebagai Partai kebangsaan terus ditingkatkan.
Dalam rangka mengembangkan demokrasi baik secara struktural maupun kultural maka Partai GOLKAR berjuang untuk terciptanya sistem dan format politik yang di dalamnya berjalan mekanisme kontrol dan keseimbangan (check and balance); mendorong terbukanya ruang partisipasi politik; memberdayakan lembaga-lembaga demokrasi; membangun kehidupan pers yang bebas yang ikut melaksanakan pendidikan politik bagi rakyat; dan mendorong partisipasi lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Sebagai Partai yang berwawasan kesejahteraan rakyat maka Partai GOLKAR berjuang untuk mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan, yakni sistem ekonomi yang yang berpihak pada usaha kecil, menengah, dan koperasi tanpa menafikan tumbuhnya sistem ekonomi konglomerasi yang tidak monopolistik; mengusahakan ketersediaan bahan kebutuhan pokok rakyat dengan harga yang serba terjangkau; mengurangi pengangguran dengan perluasan lapangan kerja; memperjuangkan upah minimum regional (UMR) yang memadai, dan jaminan kerja; serta meningkatkan akses ekonomi rakyat.
Untuk menciptakan supremasi hukum, keadilan dan tegaknya HAM maka Partai GOLKAR bertekad memberdayakan lembaga-lembaga peradilan, mengupayakan kekuasaan kehakiman yang mandiri, mengupayakan penyelesaian kasus pelanggaran HAM, serta terus memperbarui produk-produk hukum yang bertentangan dengan demokrasi, hak asasi manusia dan rasa keadilan masyarakat.
Akhirnya, sebagai Partai yang menjunjung tinggi ajaran agama-agama dan memegang teguh etika dan moralitas agama, Partai GOLKAR dengan kesadaran penuh berusaha mendorong upaya membentuk manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Partai GOLKAR berjuang untuk menjadikan agama sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta terus membangun karakter bangsa berdasarkan ajaran agama.
Partai GOLKAR mendorong pengembangan kehidupan beragama. Pengembangan kehidupan beragama diarahkan pada terciptanya kesemarakan kehidupan beragama baik secara lahiriah maupun batiniah, sekaligus terciptanya kerukunan hidup antar umat beragama. Sebagai Partai yang menjunjung tinggi ajaran agama, Partai GOLKAR selalu mengajak umat beragama untuk menghindarkan diri dari kecenderungan politisasi agama, yakni menjadikan simbol-simbol keagamaan sebagai alat untuk tujuan-tujuan politik yang terbatas.
VII. MODAL PERJUANGAN
Sebagai Partai modern Partai GOLKAR memiliki sejumlah potensi atau kekuatan yang dapat dijadikan modal perjuangan dalam rangka merealisasikan doktrin, visi, misi, platform, dan pokok-pokok program perjuangannya.
Pertama, potensi historis. Partai GOLKAR telah berusia lebih dari tiga setengah dasawarsa yang didukung oleh kekuatan-kekuatan masyarakat dari seluruh lapisan. Partai GOLKAR memiliki pengalaman panjang dalam menyertai perjalanan bangsa baik di bidang pemerintahan, legislatif, maupun yudikatif. Serangkaian pengalaman panjang ini merupakan potensi historis yang luar biasa besar.
Kedua, Partai GOLKAR memiliki infrastruktur yang sangat kuat yang masih terpelihara dengan baik. Struktur organisasi mulai dari pusat sampai ke desa/kelurahan berjalan sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing dalam satu kesatuan manajemen organisasi yang modern. Hubungan Partai GOLKAR dengan Orsosmasinal dan Orsinalmas, juga dengan organisasi-organisasi yang mendirikan dan didirikannya berjalan secara horizontal dan fungsional dan saling menguntungkan dalam hubungan kemitraan yang setara.
Ketiga, Partai GOLKAR memiliki sumber daya manusia yang relatif berpengalaman, unggul dan lengkap. Kader-kader Partai GOLKAR tersebar dan hidup di tengah-tengah masyarakat, dan selalu tanggap terhadap aspirasi rakyat.
Keempat, Partai GOLKAR adalah Partai yang solid yang terbukti selalu dapat mendayagunakan segenap potensi yang dimilikinya secara sinergis untuk berjuang membangun kehidupan bangsa yang bersatu dan kuat.
Kelima, Partai GOLKAR adalah Partai yang mengakar dan responsif, karena merupakan Partai politik yang di dalamnya para anggota dan kader-kadernya tumbuh dan berkembang dari bawah berdasarkan asas prestasi (merit system). Sebagai Partai yang didirikan oleh kelompok-kelompok riil dalam masyarakat Partai GOLKAR tumbuh dan berkembang dari rakyat dan didukung oleh rakyat. Partai GOLKAR juga Partai yang responsif, yakni senantiasa peka dan tanggap terhadap aspirasi, tuntutan, dan harapan rakyat, serta konsisten untuk memperjuangkannya sehingga menjadi keputusan politik yang bersifat publik yang menguntungkan seluruh masyarakat.
Potensi-potensi tersebut adalah merupakan modal perjuangan yang sangat besar yang harus diaktualisasikan oleh segenap kader untuk mewujudkan doktrin, visi, misi, platform, dan pokok-pokok perjuangan sebagaimana dipaparkan di atas.
VIII. PENUTUP
Paradigma baru ini mengharuskan dilakukannya pembaruan struktur atau kelembagaan Partai, sekaligus budaya politik segenap kader Partai GOLKAR. Pembaruan kelembagaan diarahkan sedemikian rupa sehingga mencerminkan kemandirian, demokrasi, dan keterbukaan sebagaimana yang menjadi inti dari perumusan paradigma baru tersebut.
Semangat kemandirian, demokrasi, dan keterbukaan harus benar-benar diwujudkan dalam realitas organisasi. Struktur kelembagaan, termasuk di dalamnya mekanisme-mekanisme organisasi, yang tidak sesuai dengan paradigma baru ini harus diperbarui.
Paradigma baru ini juga harus menjadi variabel pengubah kultur atau budaya politik dalam tubuh Partai. Perubahan budaya politik ini diarahkan untuk menunjang upaya untuk menciptakan Partai GOLKAR yang mandiri, demokratis, dan terbuka. Budaya politik lama yang elitis dan berorientasi ke atas harus dirubah menjadi budaya politik yang populis dan berorientasi kepada rakyat.
Demikian juga halnya perilaku politik lama yang mengandalkan kekuatan dari luar dirinya, harus dirubah menjadi perilaku politik yang mencerminkan kemandirian.
Sesuai dengan paradigma baru maka pendekatan-pendekatan politik yang dikalukan oleh segenap kader Partai GOLKAR harus juga berubah: dari pendekatan kekuasaan menuju pendekatan yang simpatik yang mendorong partisipasi, prakarsa dan kreativitas rakyat. Perubahan budaya politik ini sangat diperlukan mengingat perubahan lingkungan dan lanskap politik di mana Partai GOLKAR berada.
Dengan serangkaian perubahan dan pembaruan ini niscaya Partai GOLKAR akan benar-benar berhasil mewujudkan dirinya menjadi Partai yang mandiri, demokratis, solid, mengakar, dan responsif, sesuai dengan paradigmanya yang baru agar mampu untuk selalu menyertai perjalanan bangsa mewujudkan visi perjuangannya sesuai dengan cita-cita proklamasi. Tuhan Yang Maha Esa, insya Allah, akan menyertai perjuangan Partai GOLKAR. Amien.
Keterangan :
Paradigma Baru Partai GOLKAR ini diputuskan dalam Keputusan Rapim IV Partai GOLKAR Tahun 2000 Nomor : I/RAPIM-IV/GOLKAR/2000