JAKARTA - Partai Golkar masih memberikan batas waktu hingga 8 september kepada sejumlah kadernya yang belum memberikan jawaban surat peringatan terkait keterlibatannya di Ormas Nasional Demokrat milik Surya Paloh. Sekjen Golkar Idrus Marham menegaskan kepada kader mendua untuk tidak mencari peluang dibalik alasan peraturan formal.
"Rusak negara kalau selalu bersembunyi di balik aturan formal. Jangan cari peluang. Ketika kepentingan tidak tercapai, eh pindah partai," ujar mantan anggota DPR ini.
Idrus yakin Surya Paloh tidak akan mendirikan Nasdem jika berhasil memenangi Kongres terakhir dan menduduki jabatan Ketua Umum Golkar. "Lalu sekarang Partai Nasdem? Rakyat nggak bisa dibohongi, anak kecil juga tahu," sindir Idrus.
Partai Golkar telah melayangkan surat peringatan terakhir yang jatuh tempo pada 11 Agustus kemarin. Setelah mengidentifikasi nama-nama kadernya yang duduk sebagai pengurus di Nasdem, Golkar memutuskan memperpanjang tenggat waktu sebelum sikap tegas dijatuhkan.
Setidaknya terdapat sejumlah nama kader Golkar yang hingga kini masih terpampang di jajaran pengurus Ormas Nasdem yang ditampilkan di situs resminya. Diantaranya Ferry Mursyidan Baldan (di Nasdem sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan); Jeffrie Geovanie (Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi); Enggartiasto Lukita (Ketua Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Nasional).
Kemudia Edison Betaubun (Ketua Bidang Hukum, Advokasi, dan HAM); Meutya Viada Hafid (Ketua Bidang Perempuan, Pemuda, dan Mahasiswa); dan tentu saja, Surya Paloh, pendiri sekaligus Ketua Umum Ormas Nasdem.
Hingga saat ini, hanya Edison Betaubun yang mengatakan telah keluar dari Ormas Nasdem sejak Juni lalu. Sisanya, DPP Golkar masih menunggu jawaban resmi. "Kita beri apresiasi kepada tokoh yang gentle dan tegas. Yang keberatan, silahkan, kita ada aturan partai," imbuhnya. []
Sumber: Republika.co.id
"Rusak negara kalau selalu bersembunyi di balik aturan formal. Jangan cari peluang. Ketika kepentingan tidak tercapai, eh pindah partai," ujar mantan anggota DPR ini.
Idrus yakin Surya Paloh tidak akan mendirikan Nasdem jika berhasil memenangi Kongres terakhir dan menduduki jabatan Ketua Umum Golkar. "Lalu sekarang Partai Nasdem? Rakyat nggak bisa dibohongi, anak kecil juga tahu," sindir Idrus.
Partai Golkar telah melayangkan surat peringatan terakhir yang jatuh tempo pada 11 Agustus kemarin. Setelah mengidentifikasi nama-nama kadernya yang duduk sebagai pengurus di Nasdem, Golkar memutuskan memperpanjang tenggat waktu sebelum sikap tegas dijatuhkan.
Setidaknya terdapat sejumlah nama kader Golkar yang hingga kini masih terpampang di jajaran pengurus Ormas Nasdem yang ditampilkan di situs resminya. Diantaranya Ferry Mursyidan Baldan (di Nasdem sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan); Jeffrie Geovanie (Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi); Enggartiasto Lukita (Ketua Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Nasional).
Kemudia Edison Betaubun (Ketua Bidang Hukum, Advokasi, dan HAM); Meutya Viada Hafid (Ketua Bidang Perempuan, Pemuda, dan Mahasiswa); dan tentu saja, Surya Paloh, pendiri sekaligus Ketua Umum Ormas Nasdem.
Hingga saat ini, hanya Edison Betaubun yang mengatakan telah keluar dari Ormas Nasdem sejak Juni lalu. Sisanya, DPP Golkar masih menunggu jawaban resmi. "Kita beri apresiasi kepada tokoh yang gentle dan tegas. Yang keberatan, silahkan, kita ada aturan partai," imbuhnya. []
Sumber: Republika.co.id
ayo golkar, menangkan pilleg dan pilpres, trims buat Bapak Oktaviano, yang selalu membantu kami, sebagai rakyat biasa saya mengakui suara golkar suara rakyat
BalasHapusayo golkar, menangkan pilleg dan pilpres 2014
BalasHapus